Penyebab Sering Buang Angin & Sendawa
Bila Anda termasuk orang yang punya masalah dengan perut dan pencernaan, misalnya sering merasa kembung, sendawa, atau pun buang angin, sebaiknya waspada.
Bisa jadi itu tanda Anda kekurangan enzim pencernaan. Perut yang terasa penuh akibat timbulnya gas berlebihan di dalam sistem pencernaan, baik di dalam lambung, usus halus dan usus besar kerap kali dianggap sebagai problem atau gejala sakit maag.
"Kekurangan enzim atau yang sering juga disebut sindrom malabsorsi, terjadi akibat pola hidup dengan makan tidak seimbang," jelas Dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, Dokter spesialis penyakit dalam dan Gastroenterologi dari FKUI RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Proses penyerapan dan pencernaan makanan terganggu, karena sejumlah enzim untuk memecah bahan makanan itu tidak cukup. Sebagian bahan makanan yang masuk tubuh akan terbuang percuma.
Jika seseorang terkena sindrom malabsorsi, secara perlahan tubuh mengalami kurang gizi kronis, meski telah makan sesuai aturan '4 sehat 5 sempurna'. Tubuh menjadi rentan terkena penyakit. Gampang flu dan sakit-sakitan.
"Minum aneka suplemen vitamin dan mineral tidak membantu, karena yang dibutuhkan sebenarnya adalah enzim yang membantu percernaan menyerap zat-zat makanan," tambahnya.
Untuk mengenali apakah Anda terkena sindrom malabsorsi cukup mudah. Yaitu, selain mengalami gejala-gejala mirip penyakit maag, penderitanya juga sering bersendawa dan buang angin (kentut), gampang terkena diare dan sering terdengar dari dalam perut suara usus 'kriuk-kriuk' seperti orang kelaparan. Untuk pastinya bisa konsultasi ke dokter.
Dokter akan memeriksa feses (kotoran) apakah ditemukan adanya lemak, protein atau karbohidrat. Jika ada, itu tandanya Anda terkena sindrom malabsorsi.
Untuk mendukung hal itu akan dilakukan pemeriksaan enzim darah. Faktor penyebab gangguan enzim, bisa genetika, faktor usia akibat organ tubuh yang menua atau bisa juga disebabkan perubahan gaya hidup yang membuat kerja pankreas sebagai penghasil enzim pencernaan tidak optimal.
Tubuh membutuhkan sejumlah enzim untuk memproses makanan dalam saluran cerna. Enzim amilase untuk memecah amilum (karbohidrat), enzim laktase untuk mengurai laktosa, enzim lipase untuk memecah lemak (lipid) di usus halus menjadi gliserol dan asam lemak.
Enzim pepsin untuk memecah protein di lambung serta enzim tripsin dan kimotripsin (enzim pankreas) yang memecah protein. Enzim merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk reaksi kimia di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian mulut.
Jika tubuh kekurangan enzim, perut berontak saat mengonsumsi makanan tertentu. Itu sebabnya penderita mudah terkena diare. Kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh pankreas.
Di dalam tubuh terdapat dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator dan enzim metabolisme yang bertanggungjawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh.
Kurangnya satu jenis enzim umumnya disertai oleh kurangnya enzim yang lain. Gangguan kekurangan enzim yang kronis dapat menyebabkan kekurangan gizi, berat badan berkurang dan daya tahan tubuh juga menurun.
Untuk mengatasi masalah kekurangan enzim ini, lakukan diet terutama mengurangi makanan yang berlemak, keju serta coklat. Selain itu, banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai gudang produksi 'enzim'.
Bisa jadi itu tanda Anda kekurangan enzim pencernaan. Perut yang terasa penuh akibat timbulnya gas berlebihan di dalam sistem pencernaan, baik di dalam lambung, usus halus dan usus besar kerap kali dianggap sebagai problem atau gejala sakit maag.
"Kekurangan enzim atau yang sering juga disebut sindrom malabsorsi, terjadi akibat pola hidup dengan makan tidak seimbang," jelas Dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, Dokter spesialis penyakit dalam dan Gastroenterologi dari FKUI RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Proses penyerapan dan pencernaan makanan terganggu, karena sejumlah enzim untuk memecah bahan makanan itu tidak cukup. Sebagian bahan makanan yang masuk tubuh akan terbuang percuma.
Jika seseorang terkena sindrom malabsorsi, secara perlahan tubuh mengalami kurang gizi kronis, meski telah makan sesuai aturan '4 sehat 5 sempurna'. Tubuh menjadi rentan terkena penyakit. Gampang flu dan sakit-sakitan.
"Minum aneka suplemen vitamin dan mineral tidak membantu, karena yang dibutuhkan sebenarnya adalah enzim yang membantu percernaan menyerap zat-zat makanan," tambahnya.
Untuk mengenali apakah Anda terkena sindrom malabsorsi cukup mudah. Yaitu, selain mengalami gejala-gejala mirip penyakit maag, penderitanya juga sering bersendawa dan buang angin (kentut), gampang terkena diare dan sering terdengar dari dalam perut suara usus 'kriuk-kriuk' seperti orang kelaparan. Untuk pastinya bisa konsultasi ke dokter.
Dokter akan memeriksa feses (kotoran) apakah ditemukan adanya lemak, protein atau karbohidrat. Jika ada, itu tandanya Anda terkena sindrom malabsorsi.
Untuk mendukung hal itu akan dilakukan pemeriksaan enzim darah. Faktor penyebab gangguan enzim, bisa genetika, faktor usia akibat organ tubuh yang menua atau bisa juga disebabkan perubahan gaya hidup yang membuat kerja pankreas sebagai penghasil enzim pencernaan tidak optimal.
Tubuh membutuhkan sejumlah enzim untuk memproses makanan dalam saluran cerna. Enzim amilase untuk memecah amilum (karbohidrat), enzim laktase untuk mengurai laktosa, enzim lipase untuk memecah lemak (lipid) di usus halus menjadi gliserol dan asam lemak.
Enzim pepsin untuk memecah protein di lambung serta enzim tripsin dan kimotripsin (enzim pankreas) yang memecah protein. Enzim merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk reaksi kimia di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian mulut.
Jika tubuh kekurangan enzim, perut berontak saat mengonsumsi makanan tertentu. Itu sebabnya penderita mudah terkena diare. Kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh pankreas.
Di dalam tubuh terdapat dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator dan enzim metabolisme yang bertanggungjawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh.
Kurangnya satu jenis enzim umumnya disertai oleh kurangnya enzim yang lain. Gangguan kekurangan enzim yang kronis dapat menyebabkan kekurangan gizi, berat badan berkurang dan daya tahan tubuh juga menurun.
Untuk mengatasi masalah kekurangan enzim ini, lakukan diet terutama mengurangi makanan yang berlemak, keju serta coklat. Selain itu, banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai gudang produksi 'enzim'.
nice info komen back http://how-to-makes.blogspot.com
BalasHapus